dear all,..
Banyak nya pertanyaan yang masuk kepada kami dengan ini kami beritahukan kepada seluruh buyer yang ingin bertransaksi dengan kami.
Berapapun banyaknya permintaan walet, akan sanggup kami penuhi.
Anda bisa bertemu langsung dengan saya sebagai pemilik web ini.
anda sebutkan permintaan waletnya , berapa kg yang anda inginkan.
kita datang kelokasi rumah walet, kami langsung ambil sarang walet dari rumahnnya sesuai permintaan anda.kita timbang langsung bayar.
adapun kondisi sarang walet kami adalah kondisi saat dimana sarang baru saja di panen.
jd sarang walet dalam kondisi basah dengan tingkat kelembaban sekitar +/- 30%.
sarang tidak bisa di pilah pilih.
jadi semua walet ada berbagai macam gradenya.
untuk buyer serius bisa menghubungi saya di 02292995535
Sabtu, 22 Mei 2010 17.48
Membeli produk kami
Rabu, 12 September 2007 18.22
PENTINGNYA KELEMBABAN DAN SUHU BAGI SERITI/WALET
Seringkali kita tidak menyadari akan pentingnya kelembaban dan suhu bagi seriti/walet. Bila kita perhatikan ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, dan pemberian tanah merah pada dasarnya adalah untuk menjaga kelembaban dan suhu agar sesuai dengan habitat seriti/walet. Banyak teori yang mengajarkan kepada kita tentang menghitung berapa luas bangunan, berapa luas bak tampung air, berapa banyak lubang ventilasi agar kelembaban dan suhu ruangan mendekati yang disukai seriti/walet. Semua teori itu adalah mendekati 'benar' karena telah mengalami penelitian dan berdasar pengalaman. Namun hal itu tidak sepenuhnya benar karena tidak mungkin kita dapat membuat ruangan yang mempunyai kelembaban dan suhu sesuai dengan yang disukai habitat seriti/walet tanpa kita mengukur berapa kelembaban dan suhu ruangan tersebut dan mengaturnya. Untuk mengukur kelembaban dan suhu kita dapat menggunakan thermohygrometer (sebatas mengukur saja), tapi akankah kita senantiasa mengukur dan mengaturnya secara manual (di dalam ruangan) dan setiap detik pula padahal seriti/walet butuh ketenangan dalam ruangan. Kalaupun bisa paling dengan jalan diambil jalan tengahnya misalnya pemberian pengembun dalam ruangan untuk membantu meningkatkan kelembaban dan suhu dengan cara dihidupkan saat-saat cuaca kering dan panas. Namun hal itu tidaklah pasti.
Sedangkan kelembaban dan suhu dipengaruhi juga oleh banyak faktor yang seringkali tidak disadari seperti cuaca di luar bangunan yang selalu berubah, angin dan lainnya. Sehingga bagi mereka yang ingin memancing seriti/walet kadang ada yang berhasil dan kadang ada pula yang tidak. Bagi yang berhasil memancing seriti/walet adalah sangat ditentukan oleh faktor keberuntungan saja (mungkin saat itu kelembaban dan suhu ruangan mendekati kelembaban dan suhu yang disukai habitat seriti/walet sehingga seriti/walet mau menetap). Dan selama kelembaban dan suhu ruangan tersebut masih dalam toleransi habitat seriti/walet maka
seriti/walet akan berkembang tapi perlu diingat bahwa kelembaban dan suhu ruangan tak selamanya konstan sehingga jumlah populasi kadang menurun (perkembangan jumlah populasinyapun tak meksimal) seperti pada musim kemarau dan lainnya. Kelembaban dan suhu juga sangat berpengaruh pada insting seriti/walet untuk kawin, produksi sarang, kwalitas sarang, penetasan telur dan perkembangan kesehatan seriti/walet itu sendiri.
18.19
WALET DAN RAHASIANYA
Dari beberapa jenis burung walet yang ada, hanya terdapat 4 jenis walet yang sarangnya bisa dikonsumsi dan laku dijual yaitu: Aerodramus fushipagus (walet sarang putih/Yen-ou), Aerodramus maxima (walet sarang hitam/Mo-yen), Collocalia esculanta (seriti), dan Collocalia vanikorensis (seriti lumut).
Setiap mahluk hidup pada dasarnya memilih tempat berkembangbiak yang aman dan nyaman. Begitu pula walet. Sehingga walet memilih tempat yang memenuhi syarat :
•Aman yaitu aman dari gangguan, terlindung dari terpaan angin, terik matahari, hujan dan cahaya yang terang.
•Nyaman yaitu tempat sesuai habitatnya. Tempat yang sesuai dengan habitat walet adalah bersuhu 26-29 C, berkelembaban 80-90 dan dekat dengan tempat ia mencari makan.
Sehingga walet memilih gua-gua alam dan bangunan tertentu sebagai tempat pengembangan populasinya. Semakin aman dan nyaman tempatnya maka semakin bertambah pula jumlah populasinya.
Oleh sebab itu diperlukan suatu perlakuan khusus untuk memancing walet atau menjaga dan mengembangkan populasi walet pada bangunan yang sudah dimasuki walet. Perlakuan khusus itu pada dasarnya adalah membuat bangunan yang sesuai dengan habitat walet. Secara teori, perlakuan khusus itu seperti: ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, ukuran lubang, pemberian tanah merah, bau-bauan, hujan buatan, pemberian serangga dari makanan yang dibusukkan, suara walet dan lainnya. Semua teori itu adalah benar untuk memancing atau menjaga dan mengembangkan populasi walet karena memang bertujuan untuk membuat bangunan agar sesuai dengan habitat walet.
Namun bila kita perhatikan, terutama pada usaha orang untuk memancing seriti/walet dan rumah yang telah didiami seriti/walet.
o Mengapa si'A' yang bangunannya kecil berhasil memancing seriti/walet, sedang si'B' yang bangunannya besar tidak berhasil? Mengapa sudah diberi bak tampung air, diberi serangga dari makanan yang dibusukkan, dan lainnya tapi bangunan hanya dimasuki saja oleh seriti/walet (tidak mau menginap kalaupun menginap hanya sebentar)? Mengapa rumah kayu bisa menjadi rumah seriti? Mengapa susah menjadikan rumah seriti menjadi rumah walet kalaupun bisa hanya sedikit?
Orang akan mengatakan itu adalah faktor keberuntungan saja.
o Mengapa rumah walet yang telah berproduksi, produksinya tetap atau malah berkurang padahal kelihatannya tidak ada gangguan? Mengapa meskipun bangunan sudah diperluas tapi walet tidak mau menyebar ke bangunan yang baru? Mengapa sarang yang dihasilkan kecil? Mengapa sarang yang dihasilkan lembek atau malah mudah patah? Apakah bisa telur ditetaskan pada saat kemarau? Bagaimana caranya agar produksi mampu meningkat? Bagaimana caranya agar jumlah populasi walet meningkat? Dan akan timbul pertanyaan lainnya.
Kalau kita kaji lebih dalam semua itu disebabkan oleh karena adanya faktor alam yang tidak memungkinkan seriti/walet untuk mengembangkan populasinya. Salah satu faktor alam yang terpenting dan sulit dikendalikan (seringkali pula tidak kita sadari) adalah suhu dan kelembaban. Semua teori di atas (seperti ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, pemberian tanah merah dan hujan buatan) pada dasarnya adalah untuk mengendalikan suhu dan kelembaban rumah seriti/walet. Kita tidak mungkin mengontrol suhu dan kelembaban secara manual. Bagaimana caranya mengontrol suhu dan kelembaban agar semaksimal mungkin mendekati habitat yang disukai dari populasi walet? Bagaimana mungkin kita mengontrolnya tiap detik? Bagaimana mungkin mengontrol suhu dan kelembaban yang juga dipengaruhi oleh cuaca luar bangunan?
18.17
Bobot Sarang DiMusim Kemarau
Anggapan bobot sarang turun pada musim kemarau tak berlaku di Sedayu, Gresik, Jawa Timur. Di sana bobot sarang malah naik ketimbang musim hujan. Itu terlihat dari 8 bulan pengamatan terhadap 25 sarang walet di rumah walet model piggy back. Empat bulan musim kemarau, Mei-September, bobot rata-rata 10,7882 g/sarang. Padahal musim hujan hanya 8,9085 g/sarang.
Dari penelitian didapat 88% walet setia menempati tempat asal bersarang di rumah walet 5 lantai setinggi 14 m yang dipakai tempat uji coba. Bangunan bercat putih itu dilengkapi lubang walet berukuran 100 cm x 30 cm, normalnya 40 cm x 14 cm agar walet mudah masuk. Suhu ruangan berkisar 25-27oC terasa sejuk karena ventilasi cukup banyak
Agar kelembapan terjaga pada kisaran 95-98%, di setiap lantai yang memiliki 6-9 kamar ditaruh 2-3 kolam berisi air. Luasan kolam 3 m x 3 m dan kedalaman 30 cm. Pada musim hujan jumlah kolam dikurangi sehingga ruangan tidak terlalu lembap. Kelembapan di atas 98% dapat membuat sarang berubah warna menjadi abu-abu.
Selain lingkungan dalam rumah walet, lokasi rumah turut andil menaikkan bobot sarang. Bangunan dekat sumber pakan menjadi pilihan pas. Bangunan yang diamati penulis dikelilingi rawa dan berada 7 km dari pantai utara Jawa. Duapuluh kilometer dari tempat itu tampak jejeran hutan jati. Sungai Bengawan Solo membentang di sebelah selatan lokasi. Itulah lintasan walet saat terbang mencari serangga yang memang menyukai daerah lembap dan berair.
Memang pada musim penghujan produksi pakan melimpah. Namun, pada musim itu walet tergesa-gesa membuat sarang agar cepat bertelur. Hasilnya, bobot sarang lebih ringan dan tipis. Berbeda pada musim kemarau. Meski kecenderungan sumber pakan berkurang, tapi walet tetap aktif memproduksi liur. Itu karena persaingan memperoleh pakan berkurang. Maklum sebanyak 12% walet muda biasanya pergi mencari pakan ke tempat lain.
(dikutip dari majalah trubus)
18.14
News Collocalia fuciphaga
"Setelah jarum berhenti di angka 80%, Ahmad Subekti, pemilik gedung walet di Tangerang, Banten, segera mengangkat higrometernya. Alat pengukur kelembapan itu lalu ia pindahkan ke lantai 2. Tiap pindah lantai-rumah waletnya terdiri dari 5 lantai-, Ahmad harus menunggu 1 jam hingga kelembapan optimal di lantai itu terukur. Rutinitas itu berulang setiap pekan. Maklum ia masih menggunakan higrometer manual".
Kerepotan itu tidak akan terjadi jika ia mengganti higrometernya dengan higrometer sensor. Alat pengukur kelembapan itu tidak perlu diletakkan dalam gedung. Cukup masukkan kabel sensor dalam lubang ventilasi. Alat sensor yang terletak di ujung kabel akan segera mendeteksi tingkat kelembapan dalam gedung. Setelah kelembapan optimal terukur, sensor-dengan bantuan kabel-akan mengirimkan data ke higrometer.
Data yang terekam bisa terlihat di layar higrometer. 'Sangat praktis. Kita tidak perlu masuk ke dalam rumah walet untuk mengecek kelembapan,' ujar Hary K Nugroho, MBA, praktikus walet di Kelapagading, Jakarta Utara. Selain mengukur kelembapan, alat itu juga mempunyai kemampuan untuk mengukur suhu, jadi dinamakan termohigrometer.
Di balik kepraktisannya, alat itu juga menyimpan kelemahan. Ia mudah rusak bila kabel sensor terkena air. Karena menggunakan tenaga baterai, kelembapan tidak bisa terukur bila tenaganya habis. Kelemahan lain, sama seperti higrometer manual, ia hanya mengukur kelembapan pada saat itu. Data kelembapan beberapa hari yang lalu tidak bisa terekam.
Higrometer digital
Selain higrometer manual dan sensor, ada jenis higrometer lain, yaitu higrometer digital. Sama seperti higrometer sensor, pengukur kelembapan jenis ini juga menggunakan tenaga baterai sebagai sumber energi. Sayang, seperti higrometer manual, ia harus diletakkan dalam rumah walet. 'Kita harus masuk ke dalam rumah untuk mengecek kelembapannya,' ujar Hary.
Selain itu, bila cadangan energi dari baterai habis, alat ini tidak bisa berfungsi. 'Kadang angkanya sukar terlihat, seperti pada layar kalkulator,' ujar pemilik Eka Walet Center itu. Kelembapan dalam rumah walet terlalu tinggi bisa merusak alat. 'Baterainya bisa berkarat, akibatnya alat bisa mati total,' ujar Philip Yamin, konsultan walet di Cengkareng, Jakarta Barat.
Alat ini juga bisa digunakan untuk mengukur temperatur dalam ruangan. Kelebihan lain: ia mempunyai kemampuan untuk menyimpan memori. 'Jadi pengecekan kelembapan tidak perlu dilakukan setiap hari,' ujar Philip. Pengecekan pun cukup praktis, hanya dengan menekan satu tombol, maka kelembapan maksimum dan minimum bisa diketahui.
Sarang kering
Higrometer mutlak ada di tiap rumah walet. 'Kelembapan dalam rumah walet harus 80%-95%, karena itu diperlukan higrometer untuk mengukurnya,' ujar Hary. Bila kelembapan dalam ruangan tidak terukur, bisa berpengaruh terhadap kualitas sarang yang dihasilkan. Kelembapan di atas 95% menyebabkan sarang yang dihasilkan benyek, karena terlalu banyak air. 'Kelembapan terlalu tinggi juga menimbulkan jamur di kayu dan sarang burung,' ujar Ubaidillah Thohir, praktikus walet di Gresik, Jawa Timur.
Kelembapan pun tidak boleh terlalu rendah. Bila hal itu terjadi, maka sarang yang dihasilkan tipis, kering, dan mudah pecah. Selain itu bulu walet pun lebih mudah rontok sehingga mengotori sarang. 'Yang lebih buruk lagi, walet bisa kabur bila kelembapan terlalu rendah,' tutur Ubaidillah. Hal sama disetujui oleh Hary. Menurut alumnus Oral Roberts University, di Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat itu, kondisi rumah walet harus sesuai dengan habitat alaminya di gua. 'Gua itu kan lembap dan gelap,' ujarnya.
Menjaga kelembapan dapat dilakukan dengan 2 cara, pasif dan aktif. Cara pasif dengan membuat bak-bak penampung air. 'Ukurannya beragam, tergantung ukuran rumah,' ujar Philip. Selain bak, bisa juga dibuat parit kecil 20 cm sedalam 20 cm di pinggir dinding. Bila bangunan cukup kuat, buat kolam di atas atap. 'Biasanya bagian atap itu yang paling panas, karena itu perlu dibuat kolam,' ucap Hary. Bila bangunan tidak cukup kuat, letakkan ember-ember berisi air dalam ruangan.
Menaikkan kelembapan dengan cara aktif dilakukan dengan menggunakan alat pengkabutan. Menurut Hary ada 2 tipe alat pengkabutan : yang berbentuk antena dan paralel. Penggunaannya diatur dengan timer. Bila kelembapan terlalu rendah, otomatis alat ini akan menyemprotkan air ke dinding ruangan. Setelah kelembapan optimal tercapai, ia berhenti bekerja. Yang harus diingat, tinggi semprotan harus diatur agar jangan sampai terkena kayu tempat walet bersarang. Bila hal itu terjadi, kayu bakal busuk.
Namun, bila kelembapan sudah sesuai, maka cara-cara di atas tidak diperlukan. Yang paling penting, kelembapan harus selalu dicek. Dengan munculnya alat pengukur kelembapan yang lebih praktis maka pengecekan kelembapan tidak lagi sukar. Apalagi sekarang, Fofoo Dohona, praktikus walet di Tangerang, Banten tengah menciptakan alat pengukur kelembapan dengan menggunakan laser. Saat ini alat itu sedang diteliti oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bila alat itu sudah selesai, pengecekan kelembapan tidak lagi merepotkan. (Lani Marliani)
(dikutip dari majalah trubus)
18.12
News Collocalia fuciphaga
Dua tahun lalu harga sekilo mencapai Rp16-juta; kini Rp12-juta/kg. Bobot sarang ditambah dengan memakai formalin. Agar sarang lebih putih diberi H202. bahan-bahan kimia berbahaya yang justru akan semakin memperkuat pendapat sarang walet sudah tidak berkhasiat lagi. diperdalam sehingga kualitas sarang lebih bagus. Misalnya bentuk utuh menyerupai mangkuk, warna sarang cerah, dan bersih dari kotoran binatang seperti kepinding. asar sarang sebagai bahan baku kosmetik dan kesehatan sudah dilirik. Beberapa pabrik kini memanfaatkan material sarang sebagai dasar produk kecantikan. Ia dipakai sebagai krim kulit, dibuat kapsul untuk penyegar badan hingga kapsul awet muda. Beberapa penelitian menyebutkan mengkonsumsi sarang walet meningkatkan daya tahan tubuh.
Sarang merah buatan dari Karawang itu memang sudah melanglang sampai ke Cina, Taiwan, Hongkong, dan Kanada. Mayoritas penyantapnya tetap warga Tionghoa setempat yang percaya khasiat sarang merah sebagai obat. 'Tak kurang dari 2 kuintal per bulan ekspor dari Karawang,' kata Ade Yamani, konsultan pembuat sarang merah.
Sejatinya produksi sarang merah alami sangat sedikit. Hingga kini belum diketahui penyebab terbentuknya sarang merah asli. 'Kemungkinan walet memakan serangga tertentu,' ujar Ubaidillah Thohir, praktikus di Sedayu, Gresik, Jawa Timur. Karena produksi terbatas, harga sarang merah mencapai Rp20-juta/kg, sementara sarang putih Rp13-juta-Rp15-juta/kg. Sebab itu, banyak yang mencoba sarang merah buatan.
Kotoran
Menurut Abeng-sapaan akrab Ade-memerahkan sarang walet tidak sulit. 'Tidak perlu memakai bahan kimia,' katanya. Dalam waktu 1-7 hari, sarang putih dapat disulap menjadi sarang merah. Yang pertama kali disiapkan adalah bak semen untuk memendam sarang. Bak berukuran minimal 1 m x 3 m x 1 m. Sebidang ruang kosong dengan tinggi 20 cm dibuat di dasar bak itu. Tujuannya untuk tempat menampung air bekas merendam kotoran.
Di bagian luar ruangan kosong, dipasang kran pembuangan air. Di atas ruangan kosong, diletakkan besi behel yang ditutupi kawat kassa. Setelah siap, bak dapat diisi kotoran walet setinggi 50-60 cm. Bagian atas bak ditutup plat besi dengan ketebalan 0,2 mm. Tujuannya agar panas dalam bak tidak mengalir ke luar sehingga kelembapannya terjaga.
Feses Collocalia fuciphaga yang digunakan matang dan bersih dari kotoran daun kering, ranting, plastik, atau sampah lainnya. Taburkan kotoran walet setinggi kurang lebih 5-10 cm dari dasar behel. Sebagai gambaran bak berukuran 1 m x 3 m x 1 m bisa diisi 5 kuintal. Agar kotoran tercampur homogen, rendam dalam air. Setelah itu tambahkan soda. 'Untuk mempercepat pematangan kotoran,' kata Abeng. Untuk 5 kuintal kotoran butuh 50 g soda yang dilarutkan dalam 10 l air itu.
Larutan didiamkan semalam. Air rendaman lantas dikeluarkan melalui kran. Kotoran lalu diangkat dan dijemur. Penjemuran merupakan tahap penting karena memakan waktu lama, hingga kotoran berkadar air 5-10%. Kotoran yang kering tampak kemerahan dan berbau seperti tepung. Saat musim kemarau, penjemuran dapat berlangsung sebulan; musim penghujan mencapai 3-4 bulan. Selama penjemuran kotoran perlu dibolak-balik agar semua bagian merata keringnya. Selanjutnya kotoran matang itu dapat dimasukkan ke dalam bak
Dipendam
Sarang putih yang akan dimerahkan ditaruh dalam wadah plastik berukuran 40 cm x 60 cm. Wadah dilapisi kain kassa agar kotoran tidak masuk. Satu wadah plastik berisi 40-50 yen ou-sebutan sarang walet di Cina. Setelah wadah disusun rapi di atas kotoran, bak ditutup rapat. Biarkan selama 1 malam, sarang putih akan jadi jingga atau kemerahan. Jika ingin lebih merah pemendaman dapat dilanjutkan.
Menurut Abeng ada 3 warna sarang walet merah yang dihasilkan: merah sunkis alias golden nest, merah cerah, dan merah solid. Untuk memperoleh golden nest sarang cukup dipendam selama 1-2 hari dalam kotoran. 'Warna ini sangat diminati di Makau,' tambah penyedia sarana budidaya walet itu. Harga sarang walet sunkis mencapai Rp20-juta/kg. Sarang merah cerah perlu 3-5 hari pemendaman. Harga sarang ini Rp17-juta-Rp18-juta/kg. Sementara sarang merah solid butuh waktu paling lama, sekitar 7 hari. 'Kanada paling banyak minta warna merah solid,' kata pria kelahiran 36 tahun silam itu. Harga sarang merah solid sekitar Rp15-juta-Rp17-juta/kg saat ini.
merah alami
Meskipun sarang merah buatan berharga tinggi, tapi tidak semua praktikus walet setuju dengan cara itu. 'Yang dicari sebetulnya sarang walet merah alami, bukan buatan,' kata Harry K Nugroho, praktikus di Kelapagading, Jakarta Utara. Menurut Harry, memendam sarang putih dalam kotoran walet memang dapat menyebabkan sarang berubah warna: merah. 'Itu karena kerja amonia,' ujar pemilik Eka Walet Center itu.
Lagi katanya perubahan warna dari putih menjadi merah belum tentu menambah khasiat. 'Apalagi bird nest itu akan dikonsumsi manusia, jadi rasanya tidak etis jika membuatnya memakai kotoran,' katanya. Makanya meski sarang merah bisa dibuat dengan jalan pintas, sebaiknya dicari yang alami. (Lani Marliani)
(Dikutip dari majalah Trubus)
18.08
Getting to Know Bird's Nest
Edible bird's nest is the nest made purely of swiftlet's saliva secretion. This nest is usually found in caves near shoreline cliffs or under eaves of house and is hand-collected. Hairs and filth are then removed from the nest before manufacturing.
The Swiftlet bird (scientifically named Collocalia, known as Walet in Indonesia) belongs to the Apodidae family, which is not the same as the common Swallow bird. Swiftlet birds live in flocks along tropical seaside and consume wild insects. From the appearance, Swiftlet differs from the so called "House Swallow" size wise. The average body length of a Swiftlet is 9 centimeters, about half the size of a Swallow.
Swiftlet has a shorter and rectangular-sharped tail while Swallow has a longer and forked tail.
The average life span of a Swiftlet is about 15 to 18 years. Its age influences the quality of its nest. In general, the older the bird is, the more simmer-tolerant the nest is.
Kamis, 23 Agustus 2007 17.16
Selecting a Bird's Nes
- Shape and volume: the best bird's nests is in the shape of a boat or spoon. Bird's nest can be triangular in shape if they have been built in the corner of two adjacent walls. However for nutritional value the shape does not matter. Bird's nests that are broader in width rank higher. The real bird's nest should be in a natural shape.
- Color and Purity: The best bird's nest should be of natural colour, containing no mud and other impurities like moss. The colour of the white nest is an actual ivory. The yellow nest and the bloodyred nest are coloured straw and red, respectively. The variations and intensity in the colour are due to the difference in the mineral constituents of the food the swallow ate. The bird's nests, regardless of their colour, swell when soaked in clear water. The colouration in the bird's nest will fade and the nest threads look transparent after swelling. However, the water used for soaking should still remain transparent and colourless.
- Density and Swelling Capacity: Bird's nests that have finer and denser nest threads appear almost gapless. They are bigger and thicker in volume and should have a higher swelling capacity. The swelling capacity refers to the water holding ability of a bird's nest. The higher the swelling capacity, the greater the bird's nest distends after immersion in water. Bird's nests of different categories show different magnitudes of swelling capacity, i. e. the ratio between the weight of the bird's nest before and after swelling can be different. The swelling capacity should be measured by weight instead of by volume.
- Flavor and Dryness: Bird's nest should be selected by smell. A real bird's nest retains a little bit of a fishy smell of the swallow's saliva. When cooked, it releases a light aroma resembling the aroma of an egg white. It is essential to select a dry bird's nest. A bird's nest that is sticky and soft is certainly not dry enough. A wet bird's nest weighs heavier thus the price will be overcharged from the extra weight. A wet bird's nest would not be convenient for storage as it would attract mould easily and has a low swelling capacity.
- Price and Creditability: Bird's nests should be purchased in person and selected by "looking", "smelling" and "touching". The price of the bird's nest should be weighed against the flavor, size, thickness of the nest, fineness of the threads, dryness, and a good swelling capacity. It is not possible to buy a good quality bird's nest at fair price if the goods have not been examined and the quality and category evaluated. The most trustful way to purchase a high quality bird's nest is to buy from shops having a good reputation and guaranteed quality.
17.10
Remedial Benefits and Usage of Bird's Nest
Bird's Nest from a Clinical Experimental Point of View
According to a recent medical research reported by
Bird's Nest from Traditional and Modern Chinese Medication's Point of View.
(Chinese Medication Dictionary) Bird's Nest is used as restorative and remedial food since the Ching dynasty as recorded in (Major Herbs Guidebook) and (Major Herbs Digest). Previous clinical researches have concluded that bird's nest has a (sweet and calm) character. Bird's nest contributed medical benefits to lung, stomach and kidney neural system. Several ancient medicine books such as (New Major Herbs), (Southern Mountain Chronicle) and (New Herbs Revised) all recorded plenty of detail of bird's nest remedial benefits.
Bird's Nest from a Nutrition Point of View
The main nutrition contents of bird's nest are carbohydrate (30%) and protein (5%) although its protein content can be compare to that of milk or eggs. Bird?s nest also contains plenty of calcium and phosphorus, as well as some iron and iodine. There are still some other untraced compositions that may have medical benefits; hence we can not judge its value by the main nutrition contents alone.
Bird's Nest from a Biochemical Point of View
The book (Evaluate Bird's Nest) written by a biochemist has also proven that protein contained in bird's nest have some bioactive elements which might have nourishing and replenishing effects on humans body.
The experts conclude that bird's nest has three main functions:
- Enhances the rebirth of cells and tissues.
- Improves the immune system functions of our body
- Improves the body's tolerance toward the damage done by X-rays or other radioactive reagents.
Bird's nest is an excellent restorative food with a sweet and calm character; it is good for any age or gender
Ladies: Frequent consumption result in fairer skin, helps to stay young and look radiant.
Pregnant Women: Consumption during pregnancy will improve immune functions of the fetus and the mothers will be able to recover easily after giving birth.
Elders: Clears phlegm, strengthen lungs and kidneys, improves spleen as well as enhances appetite.
Children: Enhances immune ability, not inclined to get colds or flu
Men: Improves kidney and strengthens lungs, so not inclined to get weak.
Sabtu, 18 Agustus 2007 19.42
Garansi uang kembali
Syarat dan ketentuan
- Pembeli/pemesan tidak puas dengan produk kami.
- Pembeli/pemesan dilarang membuka plastik, apabila plastik telah terbuka garansi menjadi hangus.
- Pembeli yang ingin mengembalikan barang karena tidak puas, dapat mengirimkan kembali ke alamat kami, dengan biaya pengiriman ditanggung pembeli.
- Uang pembayaran akan kami kembalikan melalui rekening pembeli dengan dipotong sebesar 30% dari nilai pembelian.
- Garansi uang kembali berlaku selama 1x24 jam dari tanggal penerimaan barang.
- Apabila terdapat kerusakan pada saat pengiriman kembali produk kami/retur, maka akan kami kurangkan sebesar kerusakan yang terjadi. Besarnya pengurangan ditentukan oleh kami. Untuk melihat kerusakan kami mengacu pada foto kiriman kami.